Selasa, 24 Agustus 2010

Kenapa Harus…?


Ketika kita berada pada kondisi dimana kita kesusahan, sedih, berbagai masalah menimpa kita, seolah seluruh isi dunia menjauh dari kita, selalu terlintas di pikiran kita kalimat ‘mengapa ini terjadi padaku?’ ‘kenapa harus aku?’ ‘apa salahku?’ dan lain sebagainya. Sering kita mengeluh ketika berada pada kondisi yang demikian. Aku pun juga seperti itu. Menangis adalah salah satu caraku untuk meluapkan apa yang kurasakan. ‘kenapa harus terjadi padaku?’.
Aku selalu mengeluh ketika hidupku berada pada posisi yang tidak nyaman, selalu mengeluh ketika masalah atau cobaan datang. Kita sering kali mengeluh pada Tuhan tanpa berpikir panjang. Jadi ketika masalah itu sudah berlalu, tidak ada sesuatu yang bias kita pelajari dari masalah itu. Tidak ada hikmah kita ambil dari cobaan itu untuk bekal kehidupan kita selanjutnya.
Padahal, jika kita mau menghadapi setiap masalah dan cobaan dengan sabar, ada himah besar, ada sesuatu yang baik yang dipersiapkan Tuhan untuk kehidupan kita. Tujuannya agar kita menjadi lebih baik lagi. Seperti kata-kata yang diucapkan Ibuku “orang yang akan naik kelas itu harus melalui ujian atau tes dulu. Kalau lulus, ya..naik..kalau tidak lulus..harus mengulang lagi. Syarat untuk lulus ujian itu harus sabar, belajar dari kehidupan, berbuat baik, dan ikhlas. Nanti kalau sudah naik kelas pun, kita akan diuji dengan ujian yang tingkatnya lebih tinggi”. Kata-kata itu yang mempu menjadi pelecutku utnuk tetap bertahan, untuk berusaha lebih sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan beserta cobaannya ini. Sangat susah memang…tapi kalau kita terus berusaha bukan tidak mungkin kita bias lulus pada setiap ujian hidup ini bukan?

Nofa, 25’8’10.

Kamis, 14 Mei 2009



selalu ada yang datang dan pergi dalam hidup kita...
jika kita bahagia dengan kedatangannya,
mengapa tidak dengan kepergiannya...

Rabu, 22 April 2009

thanks God....


terima kasih ya Allah untuk semua karunia yang Kau limpahkan padaku
terma kasih untuk setiap hembusan nafasku,
untuk setiap detak jantungku,
untuk seluruh darah yang mengalir di tubuhku,
untuk seluruh organ tubuh yang Kau ciptakan sempurna untukku.
terima kasih untuk nama,
keluarga,
teman-teman, dan
semua orang yang menyayangiku..
Alhamdulillah...........

Senin, 14 Juli 2008

itu tetap itu
 
sebuah keajaiban malam 
menata kehidupan yang biasa kuarungi
serasa hati terasa luluh mendengar itu
ataukah aku hanya sebuah canda dan tawa
 
hai, akankah kau di sana?
ataukah kau ada di sini?
biarkan aku datang menjemputmu
menjemput sebagian hal yang datang 
dalam kehidupanku
 
kehidupan!
apa itu?
semua orang bertanya akan hal itu.
tapi, semua menjawab dengan kata
bukan dengan makna


(ariesta bagus)

Minggu, 13 Juli 2008

Apa dan dimana aku sekarang....

tak ku mengerti...
berjalan..namun kemudian hanya terduduk letih di tempat itu....
aku masih gemetar, ketika menatap tempat itu...
tapi kucoba tuk kesana...
Tak Boleh ada tangis, Semua yang pergi harus diikhlaskan...
berdoa saja, semoga dipertemukan dengannya di Taman Surganya..
Aku ingin berteriak....
Hati ini adalah karang, yang bisa hancur oleh Ombak yang ada...
dan hati ini telah rapuh berulang kali...
tanpa sempat aku merasakannya...
Aku tidak peduli...
Biarkan saja...


(oktavia)

Minggu, 22 Juni 2008

Sajak Heru Susanto

Menunggu dalam Raungan Desir

hermawati di tanggul sunyi

(desir tak putus menghampir

lalu ikat malam ungu di matamu

dan menyeruak di sela igaku)

saat bernafas, aku ingin buru jiwamu

saat terlepas, kau seakan pergi cepat bergegas

aku menjaringmu dalam renungan

pemikiran yang kuliarkan sering merenggutmu

seperti keratan-keratan filsafat yang tidak pernah terpadat

”kau tidak serius?”, letupan bibir chinamu

aku mulai mengabur angin

melesat, mungkin tersesat dalam

lumat yang terlalu dekat tapi tak pernah sempat

ah…, aku mencintaimu:

dari bongkahan-bongkahan

dada yang tak sempat kau percaya

Surabaya, Juni 20008

Senin, 09 Juni 2008

menunggu tamu maut menggandengnya

Menunggu Tamu Maut Menggandengnya
oleh: Indah_Cahaya

Semua tertunduk pilu
Lilin yang menyala....hinggap...senyap...
Aku menjerit meraba jantungku
Serentak nyawa tergeletak
Tiada yang menari lagi
Tiada lagu dendang riang

Dia menggandeng pergi lagu jauh
Sedang aku hanya ingin sendiri