Senin, 14 Juli 2008

itu tetap itu
 
sebuah keajaiban malam 
menata kehidupan yang biasa kuarungi
serasa hati terasa luluh mendengar itu
ataukah aku hanya sebuah canda dan tawa
 
hai, akankah kau di sana?
ataukah kau ada di sini?
biarkan aku datang menjemputmu
menjemput sebagian hal yang datang 
dalam kehidupanku
 
kehidupan!
apa itu?
semua orang bertanya akan hal itu.
tapi, semua menjawab dengan kata
bukan dengan makna


(ariesta bagus)

Minggu, 13 Juli 2008

Apa dan dimana aku sekarang....

tak ku mengerti...
berjalan..namun kemudian hanya terduduk letih di tempat itu....
aku masih gemetar, ketika menatap tempat itu...
tapi kucoba tuk kesana...
Tak Boleh ada tangis, Semua yang pergi harus diikhlaskan...
berdoa saja, semoga dipertemukan dengannya di Taman Surganya..
Aku ingin berteriak....
Hati ini adalah karang, yang bisa hancur oleh Ombak yang ada...
dan hati ini telah rapuh berulang kali...
tanpa sempat aku merasakannya...
Aku tidak peduli...
Biarkan saja...


(oktavia)

Minggu, 22 Juni 2008

Sajak Heru Susanto

Menunggu dalam Raungan Desir

hermawati di tanggul sunyi

(desir tak putus menghampir

lalu ikat malam ungu di matamu

dan menyeruak di sela igaku)

saat bernafas, aku ingin buru jiwamu

saat terlepas, kau seakan pergi cepat bergegas

aku menjaringmu dalam renungan

pemikiran yang kuliarkan sering merenggutmu

seperti keratan-keratan filsafat yang tidak pernah terpadat

”kau tidak serius?”, letupan bibir chinamu

aku mulai mengabur angin

melesat, mungkin tersesat dalam

lumat yang terlalu dekat tapi tak pernah sempat

ah…, aku mencintaimu:

dari bongkahan-bongkahan

dada yang tak sempat kau percaya

Surabaya, Juni 20008

Senin, 09 Juni 2008

menunggu tamu maut menggandengnya

Menunggu Tamu Maut Menggandengnya
oleh: Indah_Cahaya

Semua tertunduk pilu
Lilin yang menyala....hinggap...senyap...
Aku menjerit meraba jantungku
Serentak nyawa tergeletak
Tiada yang menari lagi
Tiada lagu dendang riang

Dia menggandeng pergi lagu jauh
Sedang aku hanya ingin sendiri

Selasa, 22 April 2008

Dalam Sepertiga Malam

Dalam Seoertiga Malam
penulis: Lala


Balutan Mega nan pekat

Bangunkanku dari lelap

Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Memelas, mengadu, bersimpuh

Berpeluk rajutan mukena suci

Berpijak asih Ilahi Rabbi

Mengilhami segala nikmat, pasrah

Dalam sepertiga malam

Lintang terjaga seiring doa

Beralas sajadah, memohon

Soca basah, berserah, pasrah

Dalam sepertiga malam

Tahajut membalut sukma

Syahdu doa Sang Bunda

Berisi lara, asih, dan harap suka cita

Dalam sepertiga malam

Aku terjaga…

Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Jumat, 04 April 2008



19 juni 2007
aku disentuh ketakutan mendalam
aku menggigil didekap risau gelisah yang beku
jiwa tak lagi nyilang bicara
sembunyi di balik malam
setiap luka membentuk jiwa yang baru......
(just 3)